Selamat Berkarya: 33 Renungan Tentang Kerja [Dr. Andar Ismail]

Penulis/Author: Dr. Andar Ismail (1998)
Penerbit/Publisher: BPK Gunung Mulia
Cetakan/Edition: Kesembilan, 2003
Kategori/Category: Motivasi/Renungan Kristen
ISBN: 979-415-581-0

Kenapa sih kita harus bekerja? Apa iya, tujuan kita bekerja untuk mencari dan menimbun materi? Pekerjaan seperti apa yang kita cari? Bagaimana sebaiknya kita bersikap menghadapi pimpinan yang tidak adil, cobaan yang menghantui, dan masalah pekerjaan yang tak kunjung usai? Lalu, bagaimana sebaiknya kita menyikapi saat pensiun?

Membaca buku ini adalah salah satu cara yang aku pilih dalam masa-masa transisi di Jakarta, sepulang dari merantau di negeri orang. Buku ini berisi cerita-cerita yang bisa dijadikan bahan renungan dalam mencari kerja, berkarya dan beraktualisasi diri dalam bentuk yang produktif, dan yang terutama, dengan cara yang menguatkan iman.

Di dalam Alkitab, kita bisa melihat bagaimana Allah bekerja dari awal sampai akhir, bagaimana Allah menciptakan, membangun dan terus memelihara. Allah terus bekerja dengan aktif untuk kita, bagaimana dengan kita? Setiap orang mendapat panggilan Tuhan untuk bekerja. Semua orang yang percaya, apapun pekerjaannya, layak disebut hamba Allah. Jangan kecewa ketika impian kita tidak terpenuhi. Dalam cerita “Darma 3 Pohon Cemara” kita bisa melihat ilustrasi bagaimana impian masing-masing pohon tidak terkabul, tetapi Allah mengubah rancangan-rancangan mereka menjadi sesuatu yang lebih baik, lebih indah.

Cerita favoritku adalah “Wajah-wajah yang Menopang”. Tidak hanya perjalanan karir, perjalanan hidup kita pasti tak lepas dari bantuan orang lain, baik secara langsung maupun tidak. Ungkapan “semoga sukses” dari sopir taksi yang kita tumpangi ketika kita akan berangkat ujian, lalu nasehat-nasehat orang tua ketika kita dihadapkan pada pilihan hidup, hingga tepukan hangat di pundak dari kawan-kawan dan tentu masih banyak lagi, itulah wajah-wajah yang menopang kita meraih apa yang kita miliki saat ini dan juga wajah-wajah yang akan kita ingat sebagai penopang kita di kala susah. Om & Tante Kiki dari Gereja St Adrews Presbyterian Auckland memberi buku ini ketika aku berpamitan akan kembali ke tanah air. Perhatian dan kasih sayang mereka semasa aku di Auckland serta doa-doa yang mereka kirimkan ketika aku pamit pulang ke Jakarta menjadi kekuatan supaya aku tidak putus berusaha. Bersyukurlah karena Tuhan mempertemukan kita dengan orang-orang yang menopang kita, yang telah berperan menjadikan kita seperti hari ini dan besok.

Renungan tentang kesuksesan di Bab 10 “Gampang, Berikan Mereka Sukses” juga sangat mengena di hati. Seringkali, manusia berubah menjadi serakah ketika memiliki lebih. Tetapi, ketika kita tidak memiliki apa-apa, sepertinya kita lebih mudah berpasrah pada Tuhan, lebih rendah hati dan lebih mudah berbagi dengan sesama. Ketika kesuksesan itu datang, kita mulai memegahkan diri, mulai mendengki dan menjadi pelit dalam berbagi. Kenapa? Yang pasti, tidak selalu kesuksesan datang dari Allah sehingga berbuah kebaikan. Jadi, bertekunlah dalam Tuhan dan waspadalah. Sebaliknya, situasi belum sukses bukan berarti Tuhan tidak memberkati kita. Berkat Tuhan datang dalam berbagai bentuk, bahkan ketika kita merasa terabaikan. Bukankah kita justru semakin rajin berseru dan menyapa Tuhan dalam kegalauan kita?

Kita bekerja karena kita adalah tangan Tuhan. Kita bekerja karena Allah kita bekerja. Ketika kita berada di puncak karir, jangan lupa bersyukur dan tetap setia dalam Tuhan. Ketika kita belum bekerja, dipecat atau sudah masuk masa pensiun, mengutip pesan Om Kiki, pakailah waktu-waktu yang ada untuk penyegaran rohani dan semakin mendekatkan diri dengan Tuhan Yesus.