What Katy Did (Susan Coolidge)


Susan Coolidge (1872)
Vintage, 2012
Young Readers Fiction
978-0-99-57312-8
TGA Sency – Rp129,000

Awalnya saya agak kejam menilai buku ini, karena kenakalan tokoh Katy Carr yang merupakan sulung dari 6 bersaudara anak Dr Carr ini berlebihan, terkesan mengada-ada dan tentunya menyebalkan. Katy tomboi, ceroboh dan sedikit jahat terhadap adik-adiknya. Belum-belum saya sudah tidak bersimpati dengannya. Namun dia juga periang dan cepat berkawan dengan orang lain di luar rumah. Umur Katy 12 tahun, adiknya si bungsu Phil 4 tahun, sisanya berada diantara mereka berdua. Ibu mereka meninggal tak lama setelah Phil lahir, sehingga hanya Katy yang sepertinya masih punya sedikit memory tentang ibu mereka. Sehari-hari ketika ayah mereka berpergian, mereka ditemani oleh Aunt Izzie.

Hampir tidak ada yang bisa mengubah kebiasaan buruk Katy yang super ceroboh itu, meskipun setiap kali melalui kejadian tertentu ia bertekad akan berubah, akan lebih baik, akan lebih sabar, akan lebih teliti. Suatu ketika Katy jatuh dari ayunan kayu dan berbulan-bulan lamanya harus beristirahat di tempat tidur. Di masa itu, tahun 1872, belum ada rumah sakit yang menyediakan terapi untuk cidera tulang punggung. Satu-satunya pengobatan adalah penghilang rasa sakit dan berbaring di tempat tidur sampai kondisinya membaik sendiri. Bisa dibayangkan Katy yang biasanya seperti kutu loncat sekarang harus lebih banyak diam. Dalam waktu singkat ia semakin judes, mengasihani diri sendiri, dan tidak bisa menghargai perbuatan-perbuatan baik yang ditunjukan adik-adiknya maupun perawatan dari Aunt Izzie.

Kunjungan Cousin Helen yang lumpuh karena suatu kecelakaan menginspirasi Katy untuk memulai perubahannya melalui “School of Pain“. Di sini adalah titik balik yang membuat saya mulai menikmati bacaan saya. Tidak klise dengan happy ending pada umumnya, masih ada tragedi lain yang harus mereka hadapi, perubahan-perubahan penting yang Katy alami yang membuatnya menjadi wanita yang kuat bagi keluarga mereka, panutan bagi adik-adiknya.

Kalau sudah terbiasa membaca kisah-kisah sekolah asrama atau petualangan karya Enid Blyton, rasanya tidak banyak berbeda dengan tema kisah yang ini. Tentang anak-anak badung yang ekspresif, berkeliaran dengan penuh semangat di halaman, melakukan kenakalan-kenakalan kecil yang merepotkan orang lain. Tapi kisah Enid Blyton biasanya bertempat di Inggris dan ditulis sekitar tahun 40 sampai 50-an. Sedangkan yang ini, ditulis 70 puluh tahun sebelum itu dan ber-setting di Amerika. Kesimpulan saya, kenakalan anak-anak di mana pun di belahan dunia ini, kapan pun selalu ada, dan tidak jauh berbeda :)

Kisah ini bisa dibaca lewat e-book di sini.

Leave a comment