A Little Princess / Putri Raja Cilik (Frances Hodgson Burtnett)

Frances Hodgson Burnett (1905)
GPU, Cetakan kedua 2011
Fiksi Klasik
978-979-22-6406-7
Bazaar Gramedia – Rp25,200

Cerita Little Princess adalah salah satu kisah klasik yang harus dibaca oleh semua orang. Penggabungan antara fairy tale dengan suasana sekolah asrama, love it!

Sara Crewe adalah seorang anak yang tidak hanya cantik, tapi juga kaya dan murah hati. Tidak hanya terlihat seperti seorang putri, Sara juga berhati emas seperti putri yang seharusnya. Karena kekayaan ayahnya, Sara mendapat perlakuan khusus di sekolah. Ia memiliki pakaian-pakaian yang indah, boneka-boneka yang cantik, bahkan kamar besar hanya khusus untuknya. Namun ketika sekolah mendapat kabar bahwa ayah Sara meninggal dan kekayaannya juga hilang, bukannya bersimpati, kepala sekolah memperlakukan Sara dengan sangat buruk. Ia tidak boleh bersekolah lagi, harus bekerja mengajar anak-anak yang lebih muda, ia juga harus membantu membersihkan sekolah dan menjadi pesuruh di dapur. Kerap kali Sara tidak mendapat cukup makan dan pakaian yang layak untuk selama musim dingin. Tapi sekali seorang putri, tetaplah seorang putri. Tidak peduli seberapa buruk ia diperlakukan, Sara tetaplah anak yang murah hati, kuat, dan… beruntung.

Hampir dua puluh tahun lalu saya menonton filmnya, yang kala itu jauh lebih mudah didapat ketimbang mencari bukunya. Film tersebut adalah visualisasi yang bagus dari novel indah ini. Awalnya kisah Sara Crewe adalah cerita serial yang dipublikasikan di majalah St. Nicholas sekitar tahun 1888, yang kemudian direvisi dan dicetak sebagai novel utuh oleh penulisnya di tahun 1905. Francess Hodgson Burnett juga menulis novel klasik Secret Garden.

Novel ini bisa dibaca dalam versi Bahasa Inggris di sini.

The Wedding Games (Fanny Hartanti)

Fanny Hartanti
GPU, Desember 2010
Fiksi Chicklit
978-979-22-6476-0

Bazaar Gramedia – Rp24,000

Novel ini mengingatkan saya pada novel “Tea for Two” yang pernah saya baca. Sama-sama berkutat pada hubungan pernikahan. Bedanya, di pernikahan yang ini saya melihat 2 orang yang saling mencintai tapi terlalu egois untuk berbesar hati akan keberadaan pasangannya. Sepasang orang baik, mapan dan berkarir bagus. Tidak ada yang salah disana. Karir istri yang (lebih) melesat, belum hadirnya anak diantara mereka, ditambah berkurangnya porsi kebersamaan yang mereka luangkan untuk pasangan, menjadi sederet alasan yang mereka pakai untuk menghambarkan hubungan yang mereka miliki.

Buku yang menarik dengan karakter yang juga bisa dengan mudah kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Tapi saya mencari sesuatu yang lebih dari kisah ini, sesuatu yang lebih mendalam, mungkin lebih dramatis, atau kalau boleh berandai-andai… inspirasi bagi hubungan (yang mengarah pada) pernikahan. Rasanya terlalu biasa untuk seorang Fanny Hartanti.